Bandung- Di tengah semangat kebudayaan yang tumbuh di Kota Bandung, Baraya Teras Sunda bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, kembali menggelar Teras Sunda Cibiru Festival keempat kalinya. Acara ini membawa semangat kebudayaan tradisional yang semakin diminati banyak orang. Festival yang berlangsung pada 2–3 November 2024 ini bukan hanya sekadar ajang untuk melestarikan seni sunda, tetapi juga sebagai wadah bagi komunitas seni untuk menunjukkan kreativitas mereka di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Pada kali ini, festival dibuka dengan tiga pasanggiri sekaligus, yakni jaipongan, satria wanoja atau busana adat sunda, dan cipta karya film pendek. Pasanggiri ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai sanggar maupun komunitas di Kota Bandung.
Salah satu peserta yang menarik perhatian di pasanggiri jaipongan adalah seorang penari muda berusia 10 tahun dari Sanggar Putra Mayang Mandiri, Karisa.
“Seneng
banget bisa ikut di sini, meskipun deg-degan karena ketemu teman-teman baru.
Tapi tetap optimis ingin menang!,” ujar Karisa saat diwawancarai, Minggu (3/11/2024).
Tari yang dibawakan Karisa adalah tari bentang-bentang, salah satu variasi dalam tarian Jaipong yang dikenal dengan gerakan energik dan ekspresif. Meskipun baru berlatih selama satu minggu, Karisa menunjukkan kemampuan luar biasa di atas panggung, membuktikan bahwa minat dan kecintaan terhadap seni tradisional Sunda masih sangat besar, bahkan di kalangan anak-anak.
Teras Sunda Cibiru Festival juga menjadi ruang ekspresi bagi seniman-seniman muda. Pada hari kedua, para pelaku seni di wilayah Bandung Timur berkesempatan untuk menampilkan karya mereka yang telah dipersiapkan dengan matang.
Sebanyak 13 komunitas seni yang tergabung dalam Baraya Teras Sunda tampil memukau. Mereka menyajikan beragam kesenian tradisional seperti reak, benjang, jaipongan, hingga pencak silat.
Menurut Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Rukmana Saputra yang akrab disapa Kang Deru, festival ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya tradisional kepada generasi muda.
“Selain
untuk menjaga dan melestarikan budaya Sunda, kami juga ingin mengajak generasi
muda untuk mengenal lebih dekat seni tradisional kita. Harapannya mereka tidak
hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga tetap menjaga identitas budaya
yang telah ada,” ungkap Kang Deru, Minggu (3/11/2024).
Teras Sunda Cibiru Festival bukan hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan antar komunitas seni dan masyarakat. Dengan semangat yang terus menyala, festival ini menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa warisan budaya Sunda akan terus hidup, berkembang, dan dikenal oleh generasi penerusnya.
Komentar
Posting Komentar